Bagaimana Leicester Mengatasi Ketiadaan Vardy?


Chocobet - Maksimal Jamie Vardy akan absen dalam dua pertandingan Leicester City selanjutnya. Bagaimana The Foxes menghadapi ketiadaan Vardy sementara ketergantungan mereka sangat besar?

Akibat dua kartu kuning yang diterima dalam laga dengan West Ham United, Vardy dipastikan terkena hukuman larangan sekali bertanding. Tapi dia kemudian berpotensi dapat masalah lain setelah FA mendakwanya melakukan tindakan tak pantas lantaran menunjuk-tunjuk ke arah wasit.

Alih-alih satu pertandingan, Vardy bisa absen dua laga. Dia bisa saja hanya bisa jadi penonton untuk laga dengan Swansea City di akhir pekan ini dan saat berhadapan dengan Manchester United seminggu setelahnya.

Ketiadaan Vardy adalah kehilangan besar untuk Leicester. Sukses The Foxes bertengger di puncak klasemen dan kini jadi kandidat kuat juara tak bisa dilepaskan dari sosok 29 tahun itu. Vardy sudah membuat 22 gol di Premier League musim ini, angka tersebut hampir setara dengan 40% gol yang dibuat timnya.

Apalagi Leicester dalam fase krusial di Premier League. Dengan tinggal ada empat pertandingan tersisa mereka harus menghindar dari kejaran Tottenham Hotspur yang saat ini cuma terpaut lima angka di belakangnya.

Menurut catatan Telegraph, tak pernah sebelumnya sejak Maret 2015 Vardy absen memperkuat Leicester. Faktanya, dia malah selalu jadi pengisi daftar starting line up sejak saat bulan ketiga tahun lalu hingga laga dengan West Ham. Vardy selalu main sejak menit pertama dalam 45 pertandingan beruntun. Dan dalam kurun tersebut Leicester meraih 28 kemenangan, serta cuma kalah enam kali.

Sejak Vardy dibeli, persentase kemenangan Leicester ada di angka 55,2%. Sementara jika dia absen persentasenya menurun ke angka 45,5%.

Sementara khusus di Premier League, Leicester meraih 48,3% kemenangan jika Vardy menjadi starter. Sementara jika tanpa Vardy persentase kemenangan The Foxes menurun drastis ke angka 25%.

Menjadi tantangan besar bagi Claudio Ranieri dan seluruh skuat Leicester untuk terus menang sepeninggal Vardy. Danny Drinkwater tidak bisa lagi mengirim bola lambung jauh melewati tengah lapangan tanpa melihat, karena Vardy tak ada di sana untuk mengejar bola. Atau Marc Albrighton yang tidak bisa dengan ringan mengirim umpan terukurnya dari separuh lapangan lantaran kepala Vardy tidak ada di kotak penalti untuk membelokkannya ke dalam gawang.

Ranieri masih memiliki Leonardo Ulloa dan Shinji Okazaki untuk dijadikan tumpuan di lini depan. Tapi keduanya bekerja dengan cara yang berbeda jika dibandingkan dengan Vardy. Ulloa dan Okazaki tidak memiliki kecepatan seperti yang dipunya Vardy.

Okazaki sebenarnya tidak lambat, tapi menjadikan dia sebagai andalan lini depan membutuhkan pendekatan yang berbeda. Semangat juang yang tinggi pesepakbola asal Jepang itu mungkin bisa diandalkan Ranieri.

Sementara Ulloa adalah spesialis pemain pengganti di musim ini. Tapi pesepakbola asal Argentina itu lebih sering masuk lapangan untuk menggantikan Okazaki, untuk kemudian berduet dengan Vardy.

Opsi lain yang bisa dilakukan Ranieri adalah menambah lagi kekuatan di lini tengah. Tiga gelandang di belakang Okazaki sebagai penyerang tunggal jadi pilihan yang bisa diambil. Nama Andy King layak dipromosikan untuk menjadi salah satu pemain di belakang striker.

King berulang kali tampil bagus saat diberi kesempatan dimainkan. Kali terakhir menjadi starter dalam laga dengan West Bromwich Albion dia mencetak sebuah gol. Ranieri pernah bermain dengan 4-1-4-1, di mana King juga dapat kesempatan sebagai starter. Tapi laga tersebut tuntas tak memuaskan karena mereka cuma berimbang 1-1 dengan Bournemouth di Agustus lalu.


Promo Bonus 100% Deposit New Member Sportbook
Promo Full Rollingan 0.7% CASINO
Promo Cashback 5 - 10 % Sportbook
Mari bergabung bersama kami di www.chocobet.com
Untuk Informasi Selanjutnya silahkan menghubungi CS 24 jam kami
Yahoo Messenger : cs.chocobet@yahoo.com
Line ID : ChocoBet
WeChat ID : ChocoBet
Whatsapp : +855 8586 7230
Blackberry Messenger : 263DA3F4
Livechat : Tersedia di website kami di

0 comments: