Skenario Malam Itu untuk Pangeran Roma


Chocobet - "Totti masuk sangat terlambat untuk membalikkan keadaan. Well, jika Anda ingin membuat akhir seperti Hollywood, maka ini akan jadi film yang luar biasa."

Demikian komentar pelatih Torino, Giampiero Ventura, usai timnya menelan kekalahan dramatis dari AS Roma, Rabu (20/4) lalu. Aktor utama di balik cerita itu tak lain dan tak bukan adalah Francesco Totti.

Upaya Roma untuk menjaga posisinya di tiga besar berlanjut dengan menjamu Torino di giornata 34 tersebut. Tuan rumah dalam misi kembali ke jalur kemenangan setelah dua pertandingan sebelumnya cuma bermain imbang.

Tampil di hadapan publik sendiri, Roma justru kebobolan lebih dulu. Tim tamu mencetak gol lewat eksekusi penalti Andrea Belotti setelah Kostas Manolas dinilai menjatuhkan penyerang Torino itu.

Di babak kedua, Manolas membayar kesalahannya dengan mencetak gol balasan untuk Roma. Tapi, usaha Roma untuk kembali ke jalur kemenangan tampak tak akan membuahkan hasil setelah Torino kembali bikin gol. Josef Martinez bikin Roma tertinggal 1-2 saat laga memasuki menit ke-80. Kelengahan lini belakang membuat Martinez tanpa kesulitan menjebol gawang Wojciech Szczesny.

Ketika waktu untuk mengejar ketinggalan tinggal tersisa empat menit dan kekalahan sudah di depan mata, Luciano Spalletti mengeluarkan senjata pamungkasnya. Jatah terakhir pergantian pemain digunakan Spalletti dengan memasukkan Totti untuk menggantikan Seydou Keita.

Yang terjadi selanjutnya seperti sudah tertulis dalam sebuah skenario. Totti
tampil sebagai penyelamat.

Hanya perlu 22 detik bagi Totti untuk langsung menghadirkan dampak. Tak tanggung-tanggung, sentuhan pertamanya dengan bola langsung berbuah gol. Sebuah rekor untuk seorang pemain pengganti di Serie A musim ini.

Dari sebuah tendangan bebas, Miralem Pjanic mengirim bola ke kotak penalti. Bola disundul Manolas tapi masih belum mengarah ke gawang. Edin Dzeko berusaha menyambutnya dengan tandukan, tapi luput.

Di tiang jauh, Totti berdiri. Bola langsung disambar dengan sisi luar kaki kanannya dan merobek jala gawang Torino. (Untuk sementara) Roma selamat dari kekalahan.

Olimpico bergemuruh. Totti langsung berlari ke arah Curva Sud, yang meski kosong sebagian karena protes ultras tetap menjadi tempat utama berkumpulnya suporter setia Roma. Luapan energi dan emosi dari suporter ingin dirasakannya dalam-dalam.

Aksi heroik Totti tak berhenti sampai di situ. Dua menit kemudian, Roma mendapat penalti setelah Nikola Maksimovic melakukan handball.

Totti maju sebagai eksekutor. Bola ditendangnya keras-keras ke arah pojok kiri bawah gawang Torino. Kiper Torino, Daniele Padelli, memang menebak arah bola dengan tepat. Tapi bola tetap meluncur masuk ke dalam gawang, seolah ingin menggenapkan skenario dramatis yang dituliskan untuk Totti.

Kali ini Olimpico meledak. Setelah dibuat frustrasi oleh penampilan Roma dan nyaris putus asa, suporter mengeluarkan semua emosinya. Sorak-sorai terdengar di seluruh penjuru stadion.

Para pemain Roma juga diliputi kelegaan luar biasa. Tak cuma yang ada di lapangan, mereka yang duduk di bangku cadangan pun ikut berlari ke arah Totti. Seluruh tim merayakan gol kemenangan yang baru saja dibuat kaptennya itu. Merayakan Totti.

Pada akhirnya, Roma menang 3-2 atas Torino. Roma selamat dari kekalahan. Bahkan mereka berbalik menang. Semua berkat Francesco Totti.

**

Apa yang dikatakan Ventura mungkin memang tidak berlebihan. Malam itu, sekali lagi, semesta mendukung Totti untuk tampil sebagai pahlawan.

Apa yang dilakukan Totti malam itu memang mengaduk-aduk emosi banyak orang. Kamera televisi bahkan sempat menangkap gambar seorang suporter Roma yang menangis haru menyaksikan apa yang terjadi di atas lapangan. Carlo Zampa, seorang komentator gaek yang juga Romanista dan selalu berapi-api kala merayakan gol Roma, sampai tak sanggup lagi berteriak setelah eksekusi penalti Totti merobek gawang Torino. Pria berusia 57 tahun itu terdengar terisak.

Sulit untuk tak melibatkan emosi menanggapi aksi Totti dalam pertandingan melawan Torino itu. Totti, legenda yang belakangan terpinggirkan, tampil sebagai pahlawan. Tak cuma menghindarkan Roma dari kekalahn, dia bahkan juga memberi kemenangan. Sepertinya tak ada skenario yang lebih sempurna dari itu.

Totti memang sedang jadi pusat perhatian. Apalagi kalau bukan karena persoalan masa depannya dan hubungan dengan Spalletti. [Baca juga: Menerima Totti sebagai Manusia Biasa]

Sejak kedatangan Spalletti, Totti minim waktu bermain. Curahan hatinya soal hal itu sudah dia ungkapkan bulan Februari lalu yang kemudian berujung pada pencoretan dari skuat. Hal tersebut lantas memantik rumor bahwa hubungan Totti dan Spalletti retak. Hingga kini, topik itu masih ramai jadi pembicaraan di media.

Soal hubungan Totti dan Spalletti kembali jadi topik panas setelah Roma diimbangi Atalanta. Keduanya dikabarkan cekcok usai pertandingan. Bantahan lantas dikeluarkan Spalletti maupun Totti, namun itu tak serta merta meredam isu yang terus bergulir.

Maka ketika Totti muncul menyelamatkan Roma, banyak pihak yang melihatnya sebagai 'balasan' Totti kepada Spalletti. Asumsi yang tak bisa dihindari namun sejatinya melelahkan. Melelahkan ketika seorang pemain 'diadu' dengan pelatih timnya sendiri.

Apalagi ini bukan kali pertama Totti melakukannya. Bukan dua, tapi tiga kali beruntun pemain berusia 39 tahun itu menyelamatkan poin untuk Roma.

Saat ditahan imbang 1-1 oleh Bologna, Totti menjadi kreator untuk gol balasan Roma yang dibuat Mohamed Salah. Sementara akhir pekan lalu, Totti mencetak gol di menit-menit akhir untuk menyelamatkan Roma dari kekalahan dan memaksa skor jadi 3-3 di kandang Atalanta. Terakhir, dua gol di menit-menit terakhir untuk memberi Roma kemenangan dramatis atas Torino.

Pertandingan melawan Torino seperti ditakdirkan jadi episode sempurna bagi Totti untuk meyakinkan bahwa dia masih punya sesuatu untuk diberikan kepada seragam merah-kuningnya. Kendati fisiknya dianggap sudah tak 100% lagi, namun apa yang diberikannya masih 100%. Bahwa Totti belum habis. Mengutip kalimat yang dipopulerkan komentator Richard Whittle setelah Totti mencetak dua gol ke gawang Lazio, 13 Maret 2011: The king of Rome is not dead.

**

Cerita Totti bersama Roma belumlah usai. Episode berikutnya yang dinanti-nanti Romanisti tentu adalah kelanjutan masa depan Totti. Seperti yang diketahui, kontrak Totti akan habis bulan Juni nanti.

Happy ending, apapun itu dan entah bagaimana caranya, diharapkan akan hadir dari kisah cinta yang sudah terjalin selama 24 tahun antara seorang pemain dan satu-satunya klub yang dibelanya itu.

Bagaimanapun juga, episode heroik ini akan tetap abadi.


Promo Bonus 100% Deposit New Member Sportbook
Promo Full Rollingan 0.7% CASINO
Promo Cashback 5 - 10 % Sportbook
Mari bergabung bersama kami di www.chocobet.com
Untuk Informasi Selanjutnya silahkan menghubungi CS 24 jam kami
Yahoo Messenger : cs.chocobet@yahoo.com
Line ID : ChocoBet
WeChat ID : ChocoBet
Whatsapp : +855 8586 7230
Blackberry Messenger : 263DA3F4
Livechat : Tersedia di website kami di

0 comments: