Pratinjau Man Utd vs Crystal Palace - Final Piala FA: Mengulang Sejarah atau Membuat Sejarah Baru?


Chocobet - Ada ambisi yang sama dalam diri Alan Pardew maupun Louis van Gaal jelang pertandingan final Piala FA, Sabtu (21/5) malam nanti. Keduanya membutuhkan kemenangan untuk setidaknya menjadi jaminan masa depan mereka di klub.

Pardew lebih berpeluang dipecat seiring dengan hasil buruk dalam beberapa pekan terakhir di Premier League. Akan lebih mudah buat manajemen Palace untuk merekrut manajer anyar, karena jumlah pelatih untuk menangani kesebelasan seperti Palace terbilang lebih mudah diakses.

Hal berbeda terjadi pada manajemen MU. Tidak sembarang pelatih bisa mengarsiteki kesebelasan berjuluk 'Setan Merah' itu. Belum terdengar ada kesepakatan dengan pelatih bernama besar. Terlebih, MU pun tengah mengalami peningkatan dalam permainan maupun hasil pertandingan. Tekanan ini yang mungkin saja membuat MU bermain lebih lepas.

Kalau MU menang, mereka akan mengulang sejarah seperti pada final 1990. Sementara itu, kalau Palace yang menang, ini akan menjadi trofi utama pertama mereka sepanjang didirikan pada 1905.

Menghadirkan Tim Kejutan

Piala FA punya atmosfer berbeda dengan Liga Primer Inggris. Selalu ada kesebelasan yang secara mengejutkan menjuarai kompetisi tertua di tanah Inggris ini.

Pada musim 2012/2013, Wigan Athletic yang terdegradasi secara mengejutkan berhasil mengandaskan Manchester City yang menempati peringkat kedua di liga. Selain itu, ada pula Portsmouth yang menjadi juara pada musim 2007/2008 setelah mengandaskan tim kejutan lainnya, Cardiff City dengan skor 1-0.

Selain tim yang juara, kesebelasan macam Everton, Stoke City, Hull City, dan Aston Villa, pun pernah masuk final dalam delapan musim terakhir. Artinya, meskipun menghadapi Manchester United, Palace masih punya peluang untuk meraih trofi utama pertama.

MU Unggul dalam Sejarah

Dalam lima pertemuan terakhir, Palace tak pernah menang atas MU dengan catatan sekali seri dan empat kali kalah. Ditambah lagi Palace punya masa lalu yang tak bisa dibilang menyenangkan di final Piala FA dan MU yang kala itu menjadi lawannya.

Kala itu, 8 April 1990, kemenangan 4-3 atas Liverpool mengantarkan Palace untuk pertama kalinya ke final Piala FA. Awalnya, mereka kemungkinan menghadapi lawan yang lebih mudah yakni Oldham Athletic yang mampu menahan imbang MU 3-3 di Old Trafford. Namun, dalam pertandingan ulangan, Oldham justru dikandaskan MU 1-2.

Kala itu, pertandingan ulangan baru dilakukan jika kedudukan seri hingga akhir babak tambahan waktu. Palace sempat unggul 3-2 setelah Ian Wright mencetak gol pada menit ke-92. Namun, keunggulan itu kandas setelah Hughes mencetak gol keduanya pada menit ke-109.

Lima hari kemudian di Stadion Wembley, satu gol Lee Martin pada menit ke-59, menjadi penentu kemenangan MU untuk meraih gelar Piala FA. Gelar tersebut sekaligus menjadi penyelamat Sir Alex Ferguson yang belum meraih trofi utama dalam lima tahun terakhir.

Pertandingan final pada 1990 tersebut bisa menjadi pemacu buat Van Gaal untuk menorehkan gelar serupa, setidaknya untuk mengamankan nasib Van Gaal sampai kontraknya habis di MU musim depan.

Lebih Efektif

Pertandingan diprediksi akan lebih didominasi MU. Hal ini sejalan dengan rataan penguasaan MU di liga dengan 56%. MU punya kecenderungan untuk lebih lama menguasai bola dan mengurung pertahanan lawan untuk menciptakan peluang.

Dalam pertandingan nanti malam, lini tengah MU kemungkinan dihuni Wayne Rooney, Marouane Fellaini, dan Michael Carrick. Dengan kemungkinan Palace bermain bertahan, MU agaknya kembali mengandalkan serangan lewat sayap dengan umpan-umpan silang.

Di sisi lain, Palace punya rataan penguasaan bola 46,8%. Yohan Cabaye dan kolega lebih memilih untuk menunggu serangan lawan sebelum melakukan serangan balik.

Kunci utama Palace ada di lini tengah. Pardew kemungkinan menurunkan Cabaye dan James McArthur sebagai poros ganda. Dua pemain tersebut punya aksi bertahan yang bagus. Rataan tekel Cabaye adalah 3,2 kali perpertandingan, yang merupakan jumlah terbanyak di Palace. Sementara itu, McArthur mencatatkan rataan dua tekel perpertandingan.

Dalam hal intercept, Cabaye masih teratas dengan 3,6 kali sementara McArthur 2,4 kali. Keduanya bisa diandalkan untuk memutus serangan MU dan melancarkan serangan balik. Cabaye melepaskan rataan 1,5 kali umpan kunci.

Saat menyerang, Connor Wickham biasanya berdiri di depan menunggu umpan terobosan. Pergerakan Wickham ditopang Yannick Bolasie dan Wilfried Zaha di kedua sisi.

Menghadapi partai final, Pardew telah menyiapkan timnya dengan matang. Saat dikalahkan Southampton 1-4 dalam pertandingan liga terakhir, Pardew sengaja menyimpan amunisi terbaiknya demi menghadapi MU di partai final.

Palace Percaya Diri

Berada di partai puncak bukan berarti kebetulan buat Palace. Pasalnya, dalam perjalanan menuju final, kesebelasan yang bermarkas di Selhurst Park tersebut mampu mengalahkan Watford, Reading, Tottenham Hotspur, Stoke City, dan Southampton. Mereka bahkan melakukannya tanpa pertandingan ulangan. Artinya, dalam lima laga di Piala FA, Palace selalu menang.

MU mesti mewaspadai Palace karena Zaha dan kolega kerap mencuri gol pada menit-menit akhir dan injury time. Dari delapan gol yang bersarang di gawang lawan, tiga di antaranya dilakukan jelang akhir pertandingan atau injury time.

Masalahnya adalah pertahanan Palace terbilang sulit untuk ditembus. Ini akan memaksa lawan untuk mengirimkan umpan silang yang mampu diantisipasi duet bek Damien Delaney dan Scott Dann.

Sementara itu, perjalanan MU ke final menghadapi lawan yang relatif lebih ringan. Anthony Martial dan kolega menghadapi Sheffield United, Derby, Shrewsbury Town, West Ham, dan Everton.

Kemenangan atas MU akan menaikkan moral Palace yang akan berlaga di Eropa pada musim depan.

Pardew Incar Penalti

"Kami punya persahabatan yang bagus pada 1990. Saya harap tim ini punya sejarah yang sama seperti yang kami miliki. Kami adalah sahabat dekat dan itulah tim ini. Saya lebih memilih persahabatan itu sebagai jalan menjadi juara, itu akan menjadi pesan yang akan saya berikan pada para pemain," tutur Pardew jelang pertandingan.

"Pada 2006, saya pikir kami melakukan tugas yang bagus. Para pemain menerapkan strategi dan itu terlihat kami akan memenanginya setelah sekian lama. Apa yang terlupakan adalah partai final bisa dimenangkan lewat penalti, dan ini mungkin juga terjadi. Ini bukan sekadar taktik atau motivasi, ini tentang setiap pemain bangkit dan mampu mengendalikan tekanan."

FA Cup Gelar yang Besar Buat Van Gaal

Sementara itu, Van Gaal pun berambisi memenangi Piala FA, "Ini adalah pertandingan yang sangat penting."

"Sudah sangat lama semenjak MU memenangi piala ini, sehingga ini penting buat penggemar, klub, staf saya, dan saya sendiri," tutur Van Gaal, "Saya datang ke sini untuk memenangi gelar, dan FA Cup adalah gelar yang besar di Inggris."


Promo Bonus 100% Deposit New Member SportbookPromo Full Rollingan 0.7% CASINOPromo Cashback 5 - 10 % SportbookMari bergabung bersama kami di www.chocobet.comUntuk Informasi Selanjutnya silahkan menghubungi CS 24 jam kamiYahoo Messenger : cs.chocobet@yahoo.comLine ID : ChocoBetWeChat ID : ChocoBetWhatsapp : +855 8586 7230Blackberry Messenger : 263DA3F4Livechat : Tersedia di website kami di www.chocobet.com

0 comments: