Real Madrid Menang dengan Penampilan Kurang Sempurna


Chocobet - Inggris - Real Madrid berhasil melangkah ke babak final Liga Champions 2015/2016. Kepastian ini didapat setelah pada leg kedua babak semifinal yang digelar Kamis (5/5) dini hari WIB, skuat besutan Zinedine Zidane ini unggul 1-0 atas Manchester City (agregat 1-0).

Real Madrid memang diunggulkan sebelum laga ini digelar. Kembalinya Cristiano Ronaldo yang absen pada leg pertama dianggap bisa memudahkan jalan Real Madrid untuk melenggang ke partai puncak. Walau pada kenyataannya, Real Madrid hanya mampu mencetak satu gol ke gawang Man City yang dikawal Joe Hart.

Meskipun begitu, Real Madrid sebenarnya mampu menciptakan banyak peluang di laga ini. Sementara Man City, kesulitan menyerang sehingga Real Madrid mampu mengamankan kemenangan meski penyelesaian akhir mereka menjadi persoalan.

Celah di Sisi Kiri Man City

Tanpa Karim Benzema dan Casemiro, Real Madrid tak mengubah formasi dasar mereka. Zidane tetap memilih formasi 4-3-3. Toni Kroos dipilih untuk mengisi pos Casemiro. Sementara di lini depan, Jese Rodriguez menemani Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale.

Ditempatkannya Kroos sebagai holding midfielder, Zidane memilih Isco Alarcon untuk menemani Luka Modric. Kombinasi ini ternyata membuat lini tengah Real Madrid mendominasi pertandingan. Kroos mencatatkan 94% akurasi operan, Modric 88% akurasi operan, dan Isco 91% akurasi operan.

Kemampuan Isco dalam melewati lawan pun menjadi keunggulan Real Madrid di lini tengah. Gelandang berusia  24 tahun tersebut mencatatkan 100% berhasil dribel dari lima kali percobaan (terefektif). Bale yang 10 kali mencoba melewati lawan (terbanyak), hanya lima kali yang berhasil.
Para pemain Man City sendiri tampak dengan mudah ditaklukkan oleh skill-skill individu pemain Real Madrid. Dari 39 kali upaya dribel, 25 di antaranya berhasil. Man City begitu kesulitan menghentikan para pemain Real Madrid.

Namun Manchester City paling kewalahan di sisi kiri pertahanan. Dari 15 upaya tembakan yang dilakukan Real Madrid pada laga ini, delapan kali peluang tercipta dari sisi kiri pertahanan Manchester City.

Satu-satunya gol yang diciptakan Real Madrid pun tercipta dari serangan yang masuk dari sisi kiri pertahanan Manchester City. Bale menerima sodoran operan Dani Carvajal lalu mengirimkan umpan silang ke tengah. Namun bola tersebut diblok gelandang Man City, Fernando Reges, yang justru mengarah ke gawang Manchester City yang dikawal Joe Hart.

Hal ini terjadi karena penempatan Kevin De Bruyne di sayap kiri Manchester City. Ketika bertahan, gelandang asal Belgia begitu mudahnya dilewati oleh Carvajal yang rajin melakukan overlap untuk membantu Bale (atau Lucas Vazquez pada babak kedua). Ketika terjadinya gol pun terlihat De Bruyne terlambat turun sehingga Carvajal dengan leluasa memberikan operan pada Bale.

Di atas adalah situasi sebelum terjadinya gol bunuh diri Fernando. Jika De Bruyne berada pada posisinya, ia setidaknya bisa menutup jalur operan Carvajal untuk Bale. Namun yang terjadi De Bruyne masih berada di belakang Carvajal sehingga bek kanan Real Madrid tersebut leluasa memberikan bola pada Bale.

Manajer Man City, Manuel Pellegrini, bukan tak menyadari hal ini. De Bruyne kemudian dicoba untuk lebih sering berada di area pertahanan agar Clichy tak kewalahan menghadapi Bale dan Carvajal. Skema ini cukup efektif untuk bertahan, namun membuat lini serang Man City kesulitan menyerang.

Kegagalan Mengatasi Absennya Silva dan Cederanya Kompany

Manchester City pada laga ini bermain tanpa David Silva. Kesialan bertambah ketika pada menit ke-8 sang kapten, Vincent Kompany, harus ditarik keluar (dan digantikan Eliaquim Mangala) karena mengalami cedera. Dan hal ini berdampak signifikan pada skema permainan Man City secara keseluruhan.

Pellegrini menyikapi kealfaan Silva dengan menanggalkan formasi dasar 4-2-3-1 dengan menjadi 4-3-3. De Bruyne yang biasanya ditempatkan sebagai gelandang no.10, dipasang sebagai sayap kiri, posisi yang ditinggalkan Silva. Sementara tiga di tengah, duo gelandang Brasil, Fernando dan Fernandinho, ditemani oleh gelandang asal Pantai Gading, Yaya Toure.

Namun ketiga gelandang tengah Man City tersebut bermain tak maksimal pada laga ini. Ketiganya begitu mudah dilewat para pemain Real Madrid. Ketiganya tercatat menghadapi 17 kali upaya pemain Real Madrid, namun hanya enam kali yang berhasil direbut dengan bersih (35% keberhasilan). Intersep yang dilakukan hanya dua kali, keduanya dilakukan Fernando. Dan untuk sapuan, hanya tiga kali dengan Fernando dua kali dan Yaya Toure sekali.

Selain karena penampilan gemilang Isco dan kecerdikan Kroos dan Modric dalam membagi bola, pergerakan trio penyerang Real Madrid membuat gelandang Man City lebih waspada dan kerepotan dalam penjagaan pemain.

Ketika di lini depan dihuni Ronaldo-Jese-Bale, ketiganya dengan rajin bertukar posisi. Sementara ketika Vazquez masuk menggantikan Jese, Bale yang ditempatkan ke kiri membuat Fernandinho terhambat untuk membantu serangan, terlebih tak ada gelandang serang kreatif untuk menyuplai bola pada Aguero.

Ketika menyerang, De Bruyne sering bergeser ke tengah untuk menjadi penyambung antara lini tengah dan Aguero. Namun skema ini beresiko di sisi kiri pertahanan Man City, di mana akhirnya sisi kiri pertahanan Man City kemudian dieksploitasi Bale (atau Vazquez) dan Carvajal.

Raheem Sterling kemudian dimasukkan untuk mengganti Yaya Toure yang sebenarnya baru pulih dari cedera. Pergantian ini membuat De Bruyne kembali pada posisinya di tengah. Tak lama kemudian, Kelechi Iheanacho dimasukkan menggantikan Jesus Navas yang juga tak terlihat pada laga ini, dan mengubah formasi dasar Man City menjadi 4-4-2.

Hal ini direspon Zidane dengan tidak melancarkan intensitas serangan seperti pada babak pertama. Real Madrid kemudian membentuk dua lapis pertahanan dengan empat gelandang dan empat bek yang berdiri sejajar. Saat melakukan pressing pun para pemain Real Madrid tak melakukan tekel agresif.

Sebenarnya skema seperti ini cenderung berisiko untuk Real Madrid. Skor 1-0 belum terlalu aman untuk mereka. Jika Man City berhasil mencetak satu gol dan dan skor 1-1 bertahan hingga akhir pertandingan, Man City akan unggul agresivitas gol tandang.

Pada 20 menit terakhir Man City lebih menguasai jalannya pertandingan. Namun dengan perubahan gaya bertahan Real Madrid, Man City tetap kesulitan menciptakan peluang karena berusaha memaksakan bola sedekat mungkin ke kotak penalti sehingga jarang melakukan tembakan jarak jauh (hanya sekali).

Skema penyerangan Man City yang tak berjalan ini membuat suplai bola ke Aguero terhambat. Bahkan penyerang asal Argentina tersebut lebih sering beroperasi di lini tengah atau depan kotak penalti. Ia tak pernah menguasai bola di area kotak penalti.

Real Madrid berhasil mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Manchester City dengan memanfaatkan kelemahan De Bruyne dalam melakukan trackback. Hanya saja penampilan gemilang Nicolas Otamendi membuat sejumlah tendangan Ronaldo mampu diblok sehingga Hart jarang mendapatkan tembakan langsung.

Sementara itu Manchester City gagal mengantisipasi kehilangan Silva. Formasi 4-3-3 kurang efektif. Suplai bola ke lini depan terhambat, bahkan Aguero berhasil dikunci dan dijauhkan dari kotak penalti sehingga Man City minim peluang (hanya lima tembakan).

Yang perlu menjadi perhatian, Real Madrid menang dengan penampilan yang tidak menjanjikan. Lini depan menyia-nyiakan sejumlah peluang. Hanya saja Manchester City bermain lebih buruk dengan kehabisan akal untuk membongkar pertahanan Real Madrid.

Promo Bonus 100% Deposit New Member Sportbook
Promo Full Rollingan 0.7% CASINO
Promo Cashback 5 - 10 % Sportbook
Mari bergabung bersama kami di www.chocobet.com
Untuk Informasi Selanjutnya silahkan menghubungi CS 24 jam kami
Yahoo Messenger : cs.chocobet@yahoo.com
Line ID : ChocoBet
WeChat ID : ChocoBet
Whatsapp : +855 8586 7230
Blackberry Messenger : 263DA3F4

0 comments: