Benjamin Mendy menulis tweet: ''Bernardo Silva orang yang luar biasa'', kata Pep Guardiola

2:48 AM chocobet303.info 0 Comments

Chocobet - Bernardo Silva telah dipertahankan lagi oleh bos Manchester City Pep Guardiola setelah tuduhan rasisme setelah tweet ke rekan setimnya Benjamin Mendy.

Asosiasi Sepak Bola menulis ke City setelah Mendy dibandingkan dengan karakter pada paket Conguitos - merek manis yang tersedia di Spanyol dan Portugal.

Silva dikritik karena posting itu dan menghapusnya, tetapi Guardiola menyebutnya "orang luar biasa".

"Itu lelucon sederhana tetapi jika seseorang tersinggung saya bisa memahaminya," katanya.

"Bernardo mungkin akan mengambil pelajaran dan itu tidak akan terjadi lagi."

Silva secara pribadi menulis kepada FA untuk mengatakan bahwa ia menyesali kenyataan bahwa pos media sosialnya mungkin secara tidak sengaja menyebabkan pelanggaran.

Mendy juga telah menulis mendukung Bernardo, mengatakan dia tidak tersinggung.

Guardiola, yang sebelumnya mengatakan akan menjadi 'kesalahan' untuk menghukum Silva, menambahkan: "Jika seseorang terpengaruh atau merasa buruk tentang tweet itu atau komentar apa pun, itu bisa terjadi. Orang yang menilai Bernardo tidak mengenalnya.

"Bernardo tidak sepenuhnya bersalah karena niatnya ... itu hanya lelucon.

"Ini kartun dan wajahnya sangat mirip. Hal yang sama terjadi ribuan juta kali dengan orang kulit putih. Itu sama. Itu hanya lelucon dan itu saja. Tetapi jika orang-orang di FA berpikir sebaliknya, maka Bernardo dan City terbuka untuk mendengarkan. "

Posting itu diterbitkan pukul 12:44 BST pada hari Minggu tetapi dihapus pada pukul 13:30, meskipun internasional Portugal Silva kemudian tweeted: "Bahkan tidak bisa bercanda dengan teman hari ini."

Bek Prancis Mendy dan Silva adalah teman dekat dan bermain bersama di Monako sebelum keduanya bergabung dengan City pada 2017.

Video sebelumnya tentang bercanda Silva dengan Mendy juga telah diteruskan ke FA.

Tetapi sebuah pernyataan Kick It Out mengatakan: "Stereotip rasis tidak pernah dapat diterima sebagai 'olok-olok', dan kami terkejut bahwa seseorang yang menjadi panutan bagi jutaan orang telah gagal memahami sifat diskriminatif dari jabatannya."