Cara West Ham Menangi Laga Terakhir di Boleyn Ground


Chocobet - Inggris - West Ham United meraih kemenangan pada laga terakhir mereka di Boleyn Ground. Umpan silang dan set piece jadi senjata mereka untuk meraihnya.

Lawan West Ham di laga itu, Manchester United, sadar bahwa tiga poin adalah hal yang wajib mereka dapatkan untuk menjaga asa untuk lolos ke zona Liga Champions UEFA musim depan. Begitu juga dengan West Ham. The Hammers masih bisa lolos ke Liga Champions meskipun dengan kemungkinan skenario yang sangat kecil di dua pertandingan sisa ini.

Namun, bukan Liga Champions yang membuat mereka menginginkan tiga poin. Ini adalah pertandingan terakhir mereka di Stadion Boleyn Ground atau Upton Park, sebelum musim depan mereka akan pindah kandang ke Stadion Olimpiade, London, yang hanya terpisah jarak enam kilometer (sekitar 16 menit naik kendaraan).

Setelah 112 tahun di Upton Park, mereka berhasil melewatkan pertandingan terakhir dengan sebuah kemenangan yang luar biasa dari pertandingan yang juga luar biasa: West Ham 3-2 Manchester United.

Sebuah gol dari Diafra Sakho yang kemudian dibalas dengan dua gol Anthony Martial, sempat membuat United berada di atas angin. Tapi tak butuh waktu lama, dua asis dari Dimitri Payet berhasil menemukan kepala Michael Antonio dan Winston Reid untuk membuat West Ham mengakhiri pertandingan dengan sebuah comeback manis.

Konsekuensi dari United yang Datang Terlambat dan Terlambat Panas

Louis van Gaal tidak berniat mengacaukan pesta perpisahan Boleyn Ground, tapi ia mengatakan bahwa ia memang butuh tiga poin. Namun, ia dan pasukannya justru malah datang terlambat ke pertandingan yang sangat penting bagi West Ham tersebut.

Keterlambatan United ini diakibatkan kemacetan Kota London dan ditambah juga bus 'Setan Merah' yang sempat dicegat dan dilempari oleh para pendukung The Hammers. Ini adalah pemandangan yang langka di Inggris.

Pasukan United yang terlambat tentu sangat memengaruhi mental bertanding mereka. Meskipun sepak mula sudah ditunda sampai 45 menit, tapi United terlihat seperti bermain tidak sepenuh hati di babak pertama.

Berkali-kali mereka direpotkan oleh serangan West Ham. Beberapa kali juga pertahanan United kedapatan tidak berkonsentrasi dengan baik sehingga sampai kecolongan berkali-kali.

Luis Antonio Valencia terlihat terlalu agresif di babak pertama, sementara Marcos Rojo juga seringkali terlihat tidak nyaman beradu fisik dengan Michail Antonio. Ditambah lagi, Martial dan Juan Manuel Mata, pemain sayap di depan full-back United, jarang ikut turun membantu rekan-rekannya.

Karena United berada di bawah tekanan West Ham di awal laga ini, mereka melakukan dua sapuan yang tidak sempurna. Salah satu sapuannya, yaitu sapuan Rojo, adalah proses awal dari gol dari Sakho pada menit ke-10.

West Ham Menumpuk Pemain, United Sulit Penetrasi ke Kotak Penalti

Bukan hanya mental para pemain United yang masih "ketinggalan" dan permainan menekan West Ham, kunci permainan lainnya dari West Ham di babak pertama adalah cara mereka bertahan.

Mereka bisa menumpuk sampai sembilan pemain di setengah lapangan mereka sendiri dan meninggalkan Andrew Carroll seorang di setengah bagian lapangan lainnya. Hal ini sangat berpengaruh karena United bermain begitu dominan melalui possession di babak pertama.

Pemain United yang paling dominan di babak pertama adalah Morgan Schneiderlin, Ander Herrera, dan Wayne Rooney, yang kembali menjadi gelandang. Operan United di babak pertama hanya berputar di ketiga pemain ini (lihat gambar 1). United kesulitan melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti West Ham.

Sekali-kalinya United mampu melakukan penetrasi adalah dengan umpan silang. Tapi ketika umpan silang dilepaskan, sudah ada lima sampai enam pemain West Ham di dalam kotak penalti ditambah sisanya yang menjaga area luar kotak penalti.

Ini membuat Martial dan Marcus Rashford kesulitan mendapatkan bola (empat kali umpan silang dan semuanya gagal di babak pertama). Hasilnya, hanya tiga kali para pemain United mampu menyentuh bola di dalam kotak penalti West Ham di babak pertama.

Sementara United kesulitan membangun serangan, mereka juga kewalahan ketika menghadapi permainan West Ham yang mengandalkan kemampuan fisik. Ketiga gelandang tengah United yang disebutkan di atas memang bisa bermain baik saat memegang bola, tapi ketika tidak memegang bola, mereka selalu kalah oleh lini tengah West Ham yang menekan dan bergerak secara agresif.

Mark Noble, Cheikhou Kouyate, dan Manuel Lanzini, berkali-kali bisa memanfaatkan lubang di lini tengah United ini. Bahkan West Ham bisa saja mencetak tiga gol di babak pertama.

United Hanya Bisa Mengandalkan Kecepatan Sayap Mereka

Permainan Mata yang sering melakukan cut inside membuat pertahanan West Ham terfokus kepadanya. Sebanyak 11 dribel sukses dari 14 usaha dribel berhasil United cetak, 6 di antaranya terjadi kanan,  2 di antaranya adalah dribel Mata, dan 4 sisanya adalah hasil dari pergerakan Mata yang memancing para pemain West Ham.

Fokus West Ham kepada Mata ini yang membuat Martial bisa mencetak gol di babak kedua. Begitu juga dengan gol kedua Martial yang tercipta melalui skema serangan sayap, kali ini melalui sayap kiri.

Namun kembali kepada pembahasan sebelumnya, kecepatan sayap United ini juga yang berkali-kali berhasil memancing West Ham untuk menekan balik united yang kelihatan banyak menciptakan lubang yang ditinggalkan bukan hanya di flank, tetapi juga di lini tengah.

Hanya hal ini saja yang menjadi keunggulan United semalam. Maka dari itu ketika mereka butuh gol menjelang akhir laga pun, Van Gaal memasukkan Adnan Januzaj.

West Ham Mendapatkan "Pencerahan" Melalui Umpan Silang

Menghadapi West Ham yang bermain mengandalkan fisik, hanya Smalling, dari seluruh pemain United di atas lapangan, yang mampu meladeninya dengan baik. Namun, Smalling saja tidak cukup. The Hammers melancarkan serangan mereka yang berbahaya dengan dominasi umpan silang, bola panjang, dan set piece.

Di babak pertama, West Ham sudah menciptakan 12 umpan silang (5 berhasil). Begitu juga di babak kedua mereka tidak mengubah pendekatan ini dengan berhasil mencetak 9 umpan silang (5 berhasil).

Gagal 10 kali dalam menghadapi total 21 umpan silang West Ham seolah menunjukkan bahwa United tidak pernah belajar (lihat gambar 3). Pada kenyataannya, menunjuk Blind dan Rojo untuk berduel udara dengan Carroll, Sakho, dan Reid, hanya akan menjadi "tinggal tunggu waktu sebelum ajal datang".

Hanya Smalling yang menyediakan rasa aman bagi duel udara United dengan memenangkan lima dari 10 duel udaranya di mana 21 dari total 35 duel udara United adalah duel udara yang gagal (lihat gambar 4).

Selain umpan silang, West Ham juga diuntungkan dengan banyak pelanggaran tidak perlu yang para pemain lakukan di sekitar wilayah kotak penalti United.

Sebanyak 11 pelanggaran dilakukan United yang tergolong menghasilkan tendangan bebas di posisi yang berbahaya (lihat gambar 5). Wilayah ini adalah wilayah yang sangat berbahaya untuk United karena West Ham memiliki seorang Dimitri Payet.

Benar saja, setelah sempat ketinggalan 2-1 dari tim tamu, The Hammers akhirnya bisa mencetak dua gol hasil dari skema umpan silang, bola panjang, dan set piece ini. Di momen ini lah United kelihatan rindu sekali dengan Marouane Fellaini yang harus absen karena menyikut Robert Huth, sementara Timothy Fosu-Mensah (yang bisa diandalkan fisiknya selain Fellaini) juga tidak dibawa oleh Van Gaal.

Selain itu, sepanjang 90 menit, adalah Reid yang menjadi pemain terbaik semalam. Ia terlihat sangat rajin ketika bertahan dan sesekali menyerang. Bukan hanya berhasil menciptakan gol kemenangan, ia juga beberapa kali menggagalkan peluang United melalui darat maupun udara.

Tanpa Reid, bisa dibilang West Ham tidak akan berhasil menemukan ruang untuk menutup pergerakan Martial dan Rashford di dalam kotak penalti. Tidak heran karena ia adalah salah satu bek tengah paling konsisten di Liga Primer Inggris.

Selamat Tinggal...

Kami akan mengulangi kalimat yang membuka analisis ini: Manchester United sadar bahwa 3 poin adalah hal yang wajib mereka dapatkan untuk menjaga asa mereka untuk lolos ke zona Liga Champions UEFA musim depan.

Namun, mereka tidak benar-benar meresapi "kewajiban" mereka ini. Mereka datang terlambat dan hanya berhasil mencetak tiga tembakan.

Jika kami mengutip Louis van Gaal, bahwa ini adalah proses, maka mereka sudah berproses terlalu bertele-tele (dengan 54% penguasaan bola, 76% operan sukses, dan 11 dribel sukses semalam) sampai-sampai mereka melupakan tujuan ("goal") mereka (dengan dua saja shot on target).

Hal positifnya mungkin United bermain efektif semalam, tapi mereka tidak menunjukkan rasa lapar yang semestinya ditunjukkan oleh kesebelasan sekelas Manchester United. Tidak heran kenapa kesebelasan ini tidak layak untuk tampil di Liga Champions.

Mereka masih menyisakan satu pertandingan dan harus berharap pada Swansea City untuk mengalahkan tamunya, Manchester City, dengan catatan mereka juga harus menang atas tamunya, AFC Bournemouth, pada 15 Mei nanti jika mereka ingin lolos ke Liga Champions.

Sementara West Ham United dan Slaven Bilic adalah yang paling berbahagia semalam. West Ham menunjukkan rasa yang lebih lapar dari tamunya dengan 20 tembakan (6 on target) dan menyuguhkan salah satu pertandingan terbaik di musim ini.

Sekarang kita semua hanya bisa mengucapkan selamat tinggal. Untuk West Ham: Selamat tinggal, Upton Park. Untuk Manchester United: Selamat tinggal, Liga Champions. Untuk Louis van Gaal: Selamat tinggal, Manchester(?)...

Promo Bonus 100% Deposit New Member Sportbook
Promo Full Rollingan 0.7% CASINO
Promo Cashback 5 - 10 % Sportbook
Mari bergabung bersama kami di www.chocobet.com
Untuk Informasi Selanjutnya silahkan menghubungi CS 24 jam kami
Yahoo Messenger : cs.chocobet@yahoo.com
Line ID : ChocoBet
WeChat ID : ChocoBet
Whatsapp : +855 8586 7230
Blackberry Messenger : 263DA3F4
Livechat : Tersedia di website kami di www.chocobet.com

0 comments: